Saatnya Mengritik Diri Sendiri
21 Maret 2007 pukul 18.00 | Ditulis dalam Uncategorized | 27 KomentarSelama mendalami blogosphere ini, saya menemukan sebuah fenomena universal dari para blogger. Tidak peduli apakah dia blogger narsis yang bercerita tentang kehidupan sehari-harinya, atau blogger senior yang membahas hal-hal serius, sampai blog-blog yang isinya aneh, mesum bin jablai.
Fenomena universal itu adalah kebebasan mengutarakan pendapat, ide dan protes. Blog merupakan sebuah wadah terbuka, yang bersedia menerima semua muntahan dari semua orang.
Celakanya, saya juga mendapati, kebebasan di blogosphere ini tidak diikuti dengan kedewasaan sebagian penghuninya.
Penghuni blogosphere ternyata terbuka untuk mengutarakan ide, namun masih harus belajar untuk menerima ide orang lain. Kita juga mengagungkan kebebasan berpikir namun masih juga membelenggu perbedaan. Dan terutama, kita luar biasa bebas mengritik tanpa mau dikritik.
Saya melihat, adanya blogger-blogger ‘kampung’ kampungan yang tergabung dalam ‘kampung kampungan’ yang begitu merasa eksklusif. Merasa kocak dengan norak. Merasa bijak sambil pada saat yang bersamaan menunjukkan ketololan.
Saya juga menemukan adanya pemaksaan faham, baik dari faham agama, idealisme, prinsip hidup atau bahkan cara nge-blog.
Tapi semua ini juga bagian dari kebebasan dunia blog itu sendiri. Kita bahkan BEBAS UNTUK TIDAK BEBAS.
Akhirnya saya berpikir perlunya kesadaran untuk menyelami ke dalam diri sendiri. Mengoreksi apa yang ada dengan beberapa panduan yang saya yakini.
HASILNYA:
- pasti akan ada yang namanya kematian
- Tuhan itu benar ada, dan benar Qalam-Nya. Ga mungkin ada makhluk yang bisa mengarang Al-Qur’an.
- duit itu penting
- harus melakukan sesuatu untuk orang lain.
- mabok, mengganja, drug dan rokok itu berbahaya, merusak dan sia-sia.
- hasil korupsi bukan rejeki.
- memahami pendapat orang lain bukan berarti menyetujuinya.
- berpendapat pribadi juga bukan berarti harus memaksakannya ke orang lain.
- saya tidak bisa memaksa semua orang menyukai (apalagi menyetujui) saya. Bahkan setau saya, Rasulullah – the ultimate human being – saja ada yang tidak suka, apalagi say yang baru superhero-wanna-be.
- prinsip adalah sesuatu yang saya yakini benar, dan saya jalankan. Jika saya tau itu salah tapi tetap saya jalankan, berarti saya buta.
- apa itu ‘benar’? Benar adalah ketika hati saya merasa nyaman dengan apa yang saya lakukan.
- apa itu ‘salah’? Salah adalah apa yang saya tidak ingin orang lain tahu saya melakukannya.
- …
Tapi dengan menuliskan posting ini, saya juga sedang mengritik juga ya?
27 Komentar »
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI
Tinggalkan Balasan
Blog di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.
Memangnya kenapa kalau mengkritik? Mengkritik ‘kan bagus? π
Comment by Mr. Geddoe— 21 Maret 2007 #
hahahaha..
ada apa ini? ada apa?
kenapa om super? sepertinya anda begitu galau?
Comment by antobilang— 21 Maret 2007 #
@ Mr. Geddoe
Saya da bilang mengritik (atau mengkritik seh?) itu salah kok, cuma jangan lupa mengritik diri sendiri, geddoe… (getto, maksudnya, he..)
@ anto
galau? keren juga bahasa kau…
Comment by manusiasuper— 21 Maret 2007 #
Mmmmm…
*ambil cermin dulu lalu ngaca sebelum komentar* π
Comment by deKing— 21 Maret 2007 #
Quote of the day…. π
Setuju 1 juta persen. Memamhami bukan berarti menyetujui, tapi bisa karena kita menghargai perbedaan pendapat.
Comment by fertobhades— 21 Maret 2007 #
Yah enjoy sajalah… π uhhhh nikmat *nyruput kopi instan*
Comment by helgeduelbek— 21 Maret 2007 #
Sejutu… *nyeruput teh dingin*
Comment by Mr. Geddoe— 22 Maret 2007 #
kampung yang mana mas? π
Comment by Biho— 22 Maret 2007 #
Memang kayaknya banyak orang yang merasa benar sendiri tanpa mencoba melihat kekurangan diri…
Comment by doeytea— 22 Maret 2007 #
Aaarrgh!!, Pokoknya Saya Yang Paling Benarβ’
Yang lain semua sesat, kafir, masuk neraka semua!
*Kesambet setan kampung*
Comment by wadehel— 22 Maret 2007 #
Manusia super benar-benar membangun loncantan super…. kionghi… kionghi….
Comment by agorsiloku— 22 Maret 2007 #
Kayaknya derajatnya makin dekat ke arah manusia super. Super bijak tentunya π
Comment by Mr. Geddoe— 23 Maret 2007 #
@ deKing
sudah muntah?
@ fertob
kalo qoute saya yang ‘duit itu penting’ pak π
@ helgeduelbek & Mr. Geddoe
minum trus ntar kembung
@ biho
π *no koment*
@ doeytea
termasuk saya, he..
@ wadehel
Kafir Kamu!
@ agor
ga loncat kok pak, cuma melangkah pelan
Comment by manusiasuper— 24 Maret 2007 #
hihihihi.. so sad, sapa tuh yg suka memaksakan kehendak? Kayak senior IPDN aja ga ikutan punya IPDN tapi sok eksklusif dan menguasai…halaaah..
Comment by Evy— 26 April 2007 #
wahhhhh
*summon penghuni kampung yg kampungan*
Comment by Luthfi— 26 April 2007 #
“Merasa kocak dengan norak. Merasa bijak sambil pada saat yang bersamaan menunjukkan ketololan.”
tuh kan blogger newbie bau kencur aja tau id mana yang kampungan tolol.
gua sih nonblok man, santai aja.
Comment by rl— 28 April 2007 #
wah.. hati2 loh mas, gak takut d keroyok orang kampung neh π
*mode OOT : on*
lempar kritik sembunyi pedang
huahhaha… kaborrrrrr
π eh, garing yah.. maap deh, anak baru ^_^ mhn ptunjuk.
Comment by aLe— 28 April 2007 #
Ma suka definisi ‘bener’-nya,, (dan kalo dibahasa sehari harinya Ma, ‘pewe’) π
Ma ga tau, ada kampung-kampungnya gitu?? *hmm,,*
Comment by Rizma Adlia— 29 April 2007 #
@ Evy
Yang memaksakan kehendak itu biasanya yang ebrada pada posisi yang bisa memaksa *mbulet*
@ luthfi, rl, ale
Mau mbunuh saya?? Hah?? Hah?? Hah?? Hah?? Hah?? Hah??
Hobinya kok seneng liat pertumpahan darah…
He, saya hanya mau merenung ke dalam kok, wadehel with the other…
@ Rizma
“pewe” apaan? PErawan WEdhus??
Comment by manusiasuper— 29 April 2007 #
pewe tuh nyaman artinya,, (Ma lupa, jaman SMA musim kata2 itu, tapi kayanya ampe skarang juga deh,,)
Comment by Rizma Adlia— 29 April 2007 #
waduh maafkan saya Mansup… jadi ketiban pulung nih ente… peace ya Bro π
Comment by om ganteng— 30 April 2007 #
@ rizma
pewe itu nyaman ya? Em… Mua sesuatu yang bisa bikin dirimu pewe ma? *kedip2*
@ om ganteng
Belum ada apa-apa kok pak, nothing to fear…
*ngomongnya sambil gemetaran*
Comment by manusiasuper— 30 April 2007 #
[…] seberapa hebat anda dalam menghujat. Ingat, kita selalu siap untuk mengritik orang lain, tapi apakah kita sendiri sudah siap dikritik? – Jadi maksud kamu apa? + Saya pernah bilang, makna menjadi blogger buat saya adalah saya bisa […]
Pingback by Saya Resah « Amd— 15 Agustus 2007 #
[…] seberapa hebat anda dalam menghujat. Ingat, kita selalu siap untuk mengritik orang lain, tapi apakah kita sendiri sudah siap dikritik? – Jadi maksud kamu apa? + Saya pernah bilang, makna menjadi blogger buat saya adalah saya bisa […]
Pingback by Saya Resah « All That I Can’t Leave Behind— 25 Oktober 2007 #
oooh… yang ini Dil?
Comment by Chiw imudz— 9 November 2007 #
welgedewelbeh
Senang sekali mulut menemukan postingan dari manusia-manusia pecinta kebenaran, keadilan, kasih sayang dan ilmu macam gini. Kritik diri sendiri adalah olinya pertumbuhan jiwa. Hanya saja kita harus tahu batas antara kritik dan memiliki konsep diri yang full of negatif thinking. π Sehingga pertumbuhan jiwa itu bisa berakselerasi dengan kecepatan yang eksponsional.
Maaf nih mulut memang sedang memulung kebijaksanaan para blogger senior dalam berblogging, jadinya ya arsip anda yang sudah rapi dibundel mulut bongkar bongkkar kembali he he he.
Btw, mulut sedang menjadi pemulung etika ngeblog karena sedang memunculkan isu etika blogging yang kebetulan sedang menimpa mulut. Sumbang saran dan pendapatnya tentu saja mulut tunggu di postingan terakhir mulut. Makasih
Comment by mulut— 9 Januari 2008 #
[…] seberapa hebat anda dalam menghujat. Ingat, kita selalu siap untuk mengritik orang lain, tapi apakah kita sendiri sudah siap dikritik? – Jadi maksud kamu apa? + Saya pernah bilang, makna menjadi blogger buat saya adalah saya bisa […]
Pingback by Saya Resah « Mereka Bicara Salafy n Wahabi— 28 Januari 2008 #